Ads 468x60px

Andaikata seorang muslim tidak memberi nasihat kepada saudaranya kecuali setelah dirinya menjadi orang yang sempurna, niscaya tidak akan ada para pemberi nasihat. Akan menjadi sedikit jumlah orang yang mau memberi peringatan dan tidak akan ada orang-orang yang berdakwah di jalan Allah ‘Azza wa Jalla. (Al Hasan Al Bashri)

Kamis, 26 Maret 2015

Akhlak mulia

TC:
Ahlus Sunnah itu mengagungkan akhlak. Inilah yang dinasehatkan oleh para ulama bahkan diletakkan dalam buku akidah mereka.
Simak perkataan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Al Aqidah Al Wasithiyah,
وَيَدْعُونَ إِلَى مَكَارِمِ الْأَخْلَاقِ ، وَمَحَاسِنِ الْأَعْمَالِ ، وَيَعْتَقِدُونَ مَعْنَى قَوْلِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : « أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا » .وَيَنْدُبُونَ إِلَى أَنْ تَصِلَ مَنْ قَطَعَكَ ، وَتُعْطِيَ مَنْ حَرَمَكَ ، وَتَعْفُوَ عَمَّنْ ظَلَمَكَ .وَيَأْمُرُونَ بِبِرِّ الْوَالِدَيْنِ ، وَصِلَةِ الْأَرْحَامِ ، وَحُسْنِ الْجِوَارِ ، وَالْإِحْسَانِ إِلَى الْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ ، وَالرِّفْقِ بِالْمَمْلُوكِ .وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْفَخْرِ ، وَالْخُيَلَاءِ ، وَالْبَغْيِ ، وَالِاسْتِطَالَةِ عَلَى الْخَلْقِ بِحَقٍّ أَوْ بِغَيْرِ حَقٍّ .وَيَأْمُرُونَ بِمَعَالِي الْأَخْلَاقِ ، وَيَنْهَوْنَ عَنْ سَفْسَافِهَا .
“Ahlus Sunnah mengajak untuk berakhlak yang baik dan beramal yang baik. Ahlus Sunnah meyakini sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Orang mukmin yang sempurna imannya adalah yang baik akhlaknya.”[1]
Ahlus Sunnah menganjurkan untuk menjalin hubungan yang telah terputus denganmu. Engkau diperintah untuk memberi makan kepada orang yang tidak memiliki apa-apa. Engkau juga diperintah memaafkan orang yang menzhalimi engkau.
Ahlus Sunnah memerintahkan untuk berbakti pada orang tua dan menjalin hubungan kerabat, juga berbuat baik kepada tetangga, begitu pula pada anak yatim, orang miskin dan ibnu sabil (yang terputus perjalanan dan kehabisan bekal). Ahlus Sunnah juga memerintahkan berbuat baik pada budak.
Ahlus Sunnah melarang dari sifat berbangga diri dan sombong, juga melampaui batas. Ahlus Sunnah melarang merasa diri lebih mulia dari yang lain baik itu memang benar atau tidak.
Ahlus Sunnah memerintahkan untuk berakhlak yang mulia dan melarang dari akhlak yang bejat (jelek). ” Demikian perkataan Ibnu Taimiyah rahimahullah.
Jadi jika mengaku Ahlus Sunnah, berakhlaklah yang mulia. Jangan berakhlak bengis, kasar, dan bejat.
Hanya Allah yang memberi taufik.
--------
[1] HR. Ahmad 2: 250, Abu Daud no. 4682, Tirmidzi no. 1162, dari hadits Abu Hurairah.
http://rumaysho.com

Tidak ada komentar: